Kamis, 21 Mei 2015

LIMA SEKAWAN ; LIMA CINTA, LIMA RINDU

Kami tumbuh bersama-sama, berlima, di sebuah rumah di Siwalan Kerto Surabaya. Usia kami yang terpaut tiga atau dua tahun, membuat kami selalu bertengkar. Kami sering membut kekacauan dan keributan. Kami mencuri uang Kai--ayah--kami, kami mencuri makanan-makanan di toko, kami nonton bioskop sembunyi-sembunyi, kami masuk ke bak mandi dan berenang di sana, kami merusakkan dipan kesayangan ibu, kami berebut chnnel TV setiap hari, kami balapan sepeda, kami makan bersama dalam satu piring, kami naik satu becak secara bertumpuk-tumpuk ....


Kami, melalui masa kecil kami bersama-sama.

Lalu, karena ada masalah moneter yang saat itu kami sama sekli tidak mengerti, kami harus meninggalkan kota kelahiran kami itu. Kami berlima tinggal di Malang. Kami kehilangan banyak kenangan, terutma di rumah kelahirn kami yang menjadi saksi kenakalan kami.

Lalu, kami menikah. Satu demi satu. Merantau, dari kota ke kota. Sepertiku, yang bahkan bermimpi pun tidak. Aku harus menikah dengn orang jauh dan tinggal di tempat yang jauh.



Kami tak lagi berlima setiap saat. Dan aku selalu merindukan semua kebersamaan kita itu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar